Jumat, 09 Oktober 2015

Kesalahan Saat Building Rapport Dalam Hypnotherapy Yang Jarang Di Sadari


http://chshipnotis.blogspot.co.id/2015/10/program-kursus-hypnotis.html

 Building Rapport


Sebagai seorang Hypnotist, Hypnotherapist, maupun terapis pada umumnya, tentunya Anda sudah mengenal dengan namanya Building Rapport. Rapport diyakini sebagai salah satu hal atau elemen yang sangat vital dan amat penting untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam sebuah sesi terapi.

Seringkali seorang terapis kurang menyadari pentingnya menjalin Building Rapport yang baik sehingga seringkali mempengaruhi hasil terapi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada Artikel ini saya akan men-share 6 (Enam) kesalahan Fatal dalam melakukan Building Rapport yang bisa menggagalkan Kesuksesan Proses Hypnotherapy. Saya yakin bagi Anda yang telah memiliki banyak pengalaman melakukan terapi pastinya memiliki tambahan informasi lainnya yang dapat disharingkan di sini..

Sebagai pendahuluan, Apakah itu rapport?? Beberapa orang mengatakan rapport adalah :

"Sebuah hubungan yang erat dan harmonis di mana dua orang atau lebih dapat saling mengerti perasaan dan ide-ide, dan dapat berkomunikasi dengan baik. "

Banyak orang mengatakan dengan rapport, segala sesuatu menjadi penting, begitu juga sebaliknya tanpa menggunakan rapport tidak sesuatupun dapat dihasilkan (can be achieved). Bisa benar, tentu saja bisa tidak.

Yang harus diketahui sadar atau tidak sadar seringkali terjadi kesalahan dalam melakukan rapport dan menurut saya ini bisa jadi fatal bila Anda adalah seorang profesional di Dunia Hypnotherapy dan sejenisnya


Berikut ini adalah 6 (Enam) Kesalahan atau Blunder yang sering dilakukan saat melakukan rapport :

--------------------------------------------------
Kesalahan Rapport #1 
--------------------------------------------------

Kesalahan pertama adalah mencoba untuk terlalu "baik" kepada orang-orang.

Lho, Apa masalahnya? Begini, terkadang orang-orang yang ingin terlihat baik (nice) seringkali mengorbankan komunikasi utama yang seharusnya dilakukan.

Dengan begitu, Rapport akan menjadi rusak tentunya.

Sebagai contoh, mari kita amati kebiasaan yang kurang tepat dilakukan oleh seorang guru di sekolah agar (harapannya) terlihat baik (nice) di 'mata' murid-muridnya.

Seringkali para guru membiarkan murid-muridnya melakukan apa pun yang mereka inginkan. Yang terjadi malah hal tersebut membuat para siswa semakin lama semakin kehilangan hormat dan pada akhirnya siswa-siswa tersebut malah tidak memiliki respect lagi ataupun memberikan perhatian kepada guru tersebut.

Hasil akhirnya justru menunjukkan harapan untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis justru menghasilkan hubungan yang tidak diharapkan (Rapport menjadi rusak).

Mungkin Anda juga sebagai terapis seringkali mengalami hal seperti ini.. Sebagai contoh, Anggap saja seorang ibu datang kepada Anda dan menceritakan dengan kesalnya bagaimana anaknya di rumah tidak mau  mendengarkan ataupun menuruti nasihatnya..

Apabila Anda seorang terapis yang hanya ingin menyenangkan hati Ibu tersebut, mungkin aja Anda bisa jadi menjadi tidak tegas dan memutuskan untuk mendukung pernyataan ibu tersebut dengan ikut menyalahkan si anak juga. Saat sesi Terapi, Si anak disugesti agar menjadi seorang Anak yang penurut, selalu mendengarkan nasehat Ibunya...

Tapi apa yang terjadi?
Bukannya anak tersebut berubah, tapi justru si anak menjadi semakin bandal dan parah. Setelah ditelusuri ternyata, sebenarnya yang harus diterapi adalah si Ibu, karena Si Ibu itu sendiri yang menyebabkan si Anak menjadi seperti sekarang. Setelah konsultasi, diketahui ternyata si Ibu tidak pernah memberikan perhatian kepada si Anak. Sejak kecil diberikan kepada babysitter, si Ibu selalu pulang malam, Kesalahan sedikit aja yang dilakukan si Anak, langsung dibalas dengan pukulan dan amarah.

Terkadang menjadi kelihatan "nice" bisa dengan cara lain yang bukan berarti harus mendukung setiap pernyataan atau keinginan si Ibu. Kita juga harus bisa bersikap tegas dan bijak dalam bertindak.
Mungkin Anda juga memiliki kasus lain seperti ini.

Jadi,
Rapport itu tetap perlu dan wajib dilakukan, dan juga Anda bisa tetap menjadi baik (nice) sebatas tidak membuat tujuan dan proses komunikasi yang seharusnya diinginkan menjadi rusak.



--------------------------------------------------
Kesalahan Rapport #2
--------------------------------------------------

Kesalahan Kedua adalah Mencoba untuk Memaksa terlalu keras.

Permasalahannya adalah Hal ini akan membuat anda datang sebagai seseorang yang sedikit putus asa dan malah memicu trigger "The Law Of Reversed Effect" (Hukum Efek Berkebalikan)

Hukum ini menyatakan "Semakin keras Anda mencoba untuk melakukan sesuatu, justru semakin besar juga kemungkinan Anda gagal."

Sebagai Terapis, Kita harus melakukannya dengan tenang. Tugas Anda adalah mengutilisasi dan mengeksplorasi permasalahan Client (Subjek Hypnosis) dari sisi Client Anda, bukan sebaliknya dimana Anda malah mencoba merumuskan dan mengeksplorasi permasalahannya hanya dari sisi Anda sebagai Terapis.

Karena itu, jangan heran jika setiap orang bisa saja ditangani dengan pendekatan yang berbeda. Bahkan dengan permasalahan yang sama sekalipun, Jika hal itu dialami oleh dua Client/orang yang berbeda sifat dan karakter, Bisa saja Anda harus menggunakan pendekatan atau Rapport yang berbeda juga..

Tetaplah aware saat melakukan rapport, tetap rileks dan bekerja dengan tenang dalam menjalin rapport dengan baik.



--------------------------------------------------
Kesalahan Rapport #3
--------------------------------------------------

Kesalahan ini masih terkait dengan sebelumnya. Kesalahan ini adalah menginginkan sesuatu dari seseorang yang lain terlalu banyak.

Anda mungkin pernah memiliki pengalaman berada di toko dan berbicara dengan penjual yang sedikit terlalu memaksa.

Mereka ingin Anda untuk membeli terlalu banyak.

Mereka ingin Anda harus menyukai Produk mereka.

Karena mereka bergerak terlalu cepat dan karena mereka menginginkan sesuatu dari Anda, Anda mulai mundur.

Solusinya adalah sesuatu yang dikenal dengan "Fractionating Rapport"  atau Fraksionasi/ Memutuskan Hubungan.

Hal Ini meliputi dengan membangun rapport cukup dalam, lalu kemudian mundur sedikit. Kemudian bangun kembali hubungan sedikit lebih dalam lagi, lalu mundur lagi.
Hal ini seperti teknik "Bermain layangan" atau teknik tarik ulur.

Dengan cara ini, Anda akan terhindar dan tidak terlihat seperti orang "miskin" dan masih mampu membangun rapport secara cepat.



--------------------------------------------------
Kesalahan Rapport #4
--------------------------------------------------

Kesalahan # 4 adalah kurangnya minat yang tulus.

Banyak komunikasi antara orang yang satu dengan yang lain justru benar-benar terjadi pada non-verbal, bahkan pada kondisi bawah sadar (unconcious level).

Karena itu, sulit untuk berpura-berpura untuk menjadi tertarik saat menjalin Rapport dengan orang lain jika Anda memang merasa sangat tidak tertarik terhadap hal itu.

Jika Anda berpikir "Aku bosan, aku enggak tertarik, aku enggak ingin tahu lebih banyak lagi.", orang lain yang menyadari hal ini kemungkinan merespon sinyal anda dengan menutup/mengakhiri pembicaraan atau menjadi risih, bahkan merasa tidak nyaman lagi sehingga kehilangan interest atau minat untuk meneruskan percakapan.

Solusinya sangat mudah.
Cukup memiliki respect yang tinggi dan tanpa syarat untuk orang lain. Tanpa syarat artinya kita tulus untuk menghormati orang atau teman komunikasi kita. Kita tidak memandang latar belakangnya, atau tingkat ekonominya, dsb.

Percayalah dengan seperti ini, Rapport Anda akan terjalin lebih maksimal dan sesuai dengan harapan Anda karena tidak ada kata "pura-pura" tertarik di sini.


--------------------------------------------------
Kesalahan Rapport #5
--------------------------------------------------

Kesalahan kelima adalah : Memainkan peran yang salah dalam melakukan Rapport.
Ini mungkin kedengarannya sedikit Aneh, tapi ini seringkali menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam sebuah rapport.

Ketika dua orang melakukan sebuah interaksi, status adalah suatu hal yang pasti terlibat.

Nah, Banyak orang akan menyamakan statusnya dengan orang lain, tapi banyak juga dalam kasus-kasus tertentu seseorang lebih efektif dalam berkomunikasi jika menjadikan dirinya status lebih tinggi dan yang lain sebagai status yang lebih rendah.

Ketika Saya berbicara mengenai Status, ini bukan sebuah Value judgement (Memberikan Nilai/Harga seseorang), tapi lebih kepada Peran (Role) yang harus dimainkan.

Sebagai Contoh, Rapport antara seorang guru dan seorang siswa.
Seringkali seorang Guru harus memerankan peran dengan status lebih tinggi untuk menghasilkan pengajaran yang lebih efektif.

atau contoh lainnya adalah seorang Direktur sebuah perusahaan dengan seorang Office Boy.
Tentu saja, seorang Direktur lebih sering memainkan peran (role) dengan status lebih tinggi daripada seorang Office Boy sehingga Office Boy akan tahu bahwa Arahan Direktur harus dilaksanakan. Tapi bisa saja di saat dan kondisi tertentu seorang Direktur dapat memainkan Role yang setara dengan Office Boy tadi bila keduanya sedang (misalnya) bermain sepakbola.

Anda dapat melihat bahwa status seseorang dapat bervariasi, tergantung pada keadaan.

Masalah bisa timbul bagi Anda sebagai seorang hipnotis, ketika Anda menemukan seseorang yang notebene adalah seseorang yang kurang bahkan tidak fleksibel yang mana hanya bisa nyaman untuk menjalin rapport kepada seseorang hanya pada status tertentu.

Jadi fleksibel-lah saat melakukan komunikasi dengan siapa saja.

Kadang-kadang Anda akan bermain underdog/ lebih humble.

Kadang-kadang Anda akan bermain peran sama/ se-level.

Dan kadang-kadang Anda akan menjadi karismatik atau sosok yang memiliki otoritas dalam memimpin jalan ke depan.


--------------------------------------------------
Kesalahan Rapport #6
--------------------------------------------------

Kesalahan terakhir yang hanya sedikit orang saja yang menyadarinya adalah Pemahaman tentang "Deep Rapport" dengan "Wide Rapport."

Deep Rapport akan terjalin ketika Anda menyampaikan sebuah pengalaman dengan seseorang. Ini dapat menjadi sebuah cara yang sangat powerfull.

Tetapi Masalah mungkin terjadi jika hubungan ini sangat spesifik terhadap suatu situasi dan konteks tertentu.

Jika itu terjadi,
Saat Anda melihat orang lain berada diluar situasi dan konteks tersebut, Cara Anda tadi akan terlihat aneh dan janggal. Ini adalah di luar konteks dan entah bagaimana terasa menjadi salah atau tidak biasa.

Solusinya adalah menciptakan apa yang disebut dengan "Wide Rapport".

Ini adalah di mana Anda membangun sebuah hubungan (connection) dengan seseorang dengan pengalaman yang berbeda dalam lingkungan yang berbeda juga.

Hal ini dapat memakan waktu tentunya.

Salah satu cara untuk mempercepat prosesnya adalah dengan menggunakan sebuah cerita yang dapat mencakup berbagai topik di dalamnya.

Dengan cara ini orang lain akan mendapatkan arti dari seluruh kepribadian Anda dan mendapatkan rasa nyaman dengan diri Anda dalam berbagai situasi yang berbeda.

Sekarang Anda mempunyai cara yang lebih simple untuk menghindari permasalahan dan dapat memulai Building Rapport dengan lebih banyak orang dan lebih efektif.

Dan tentunya hasil yang akan diperoleh akan memberikan benefit yang sangat besar untuk anda.




===================================================

Belajar Hypnosis Termurah di Indonesia !!
(tanpa mengesampingkan kualitas)

Only
Rp500.000,-
 
http://chshipnotis.blogspot.co.id/2015/10/program-kursus-hypnotis.html
 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Contact Email 24 Jam Online

Informasi

Silahkan masukan informasi yang anda di sini via email.

Alamat :

Giant Maspion Square A Yani Lantai Ground Blok F-9 Surabaya

Jam Online

24 Jam

Phone:

089 66011 5693